Powered By Blogger

Jumat, 31 Mei 2013

Rumus Bunga







Rumus bunga, diagram dan bagan

RUMUS BUNGA
          Yaitu susunan yang dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri dari lambing-lambang huruf dan angka.
a.       Lambang yang dipakai memberitahukan sifat bunga mengenai simetris dan jenis kelamin bunga.
Actinomorphous : * ; zygomorphous :     , berkelamin jantan : :
Berkelamin betina : ; banci :

b.      Huruf yang dipakai untuk singkatan nama bagian-bagian bunga :
Kelopak           : K (singkatan dari kaliks)
Tajuk               : C ( singkatan dari Corola)
Benang sari     : A (singkatan dari Abdsoecium)
Tenda              : P ( singkatan dari Perigonium)

c.      Angka-angka diletakkan dibelakang huruf menunjukkan jumlah masing-masing bagian, umpamanya : kaliks mempunyai 3 sepal : K3

d.      Cara untukmenyatakankeadaan lain-lain seperticontoh ;
Corolla 6 dalam 2 lingkaran : C3 + 3
Stamen berlekatan pada corola :[C5, A(…)]
Duduk bakal buah menumpang : G (3), kalau terbenam G (3)
Daun kelopak berbentuk tabung : K (5)
Contoh : K (5) [C 3+3, A6] G (3)


Kecuali dengan diagram, susunan bunga pula dinyatakan dengan sebuah rumus, yang terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf dan angka-angka, yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta bagian-bagiannya .
            Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat bunga yang bertalian dengan simetrisnya atau jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan nama bagian-bagian bunga, sedangkan angka-angka menunjukkan jumlah masing-masing bunga. Disamping itu malah terdapat lambang-lambang ’lain lagi yang memperlihatkan hubungan bagian-bagian bunga satu sama lain.
Oleh suatu rumus bungan hanya dapat ditunjukkan hal-hal mengenal 4 bagian pokok bunga sebagai berkut:
1.kelopak, yang dinyatakan dengan huruf K singkatan kata kalis (colyx), yang merupakan     istilah ilmiah kelopak.
2.      tajuk atau mahkota, yang dinyatakan dengan huruf C singkatan corolla (istilah ilmiah untuk mahkota bunga),
3.      benang-benang sari, yang dinyatakan dengan huruf A, singkatan kata androecium (istilah ilmiah untuk alat-alat jantan pada bunga)
4.      putik, yang dinyatakan dengan huruf G, singkatan kata gynaecium (istilah ilmiah untuk alat betina pada bunga).

Jika kelopak dan mahkota sama, baik bentuk maupun warnanya, kita lalu mempergunakan huruf lain untuk menyatakan bagian tersebut, yaitu huruf P, singkatan kata perigenium (tenda bunga).
Di belakang huruf-huruf tadi lalu ditaruhkan angka-angka yang menunjukkan jumlah masing-masing bagian tadi, dan diantara dua bagian bunga yang digambarkan dengan huruf dan angka itu ditaruh koma.

Jika bunga misalnya mempunyai lima daun kelopak. Lima daun mahkota, 10 benang sari dan putik yang terjadi dari selain daun buah,
Maka  rumusnya adalah:
K5, C5, A10, G1 (bunga merak: Caesalpinia Pulcherrima swartz)

contoh lain, yaitu bunga yang mempunyai tenda bunga, misalnya lilia gereja (lilium longiflorum Thumb). Yang mempunyai 6 daun tenda bunga. 6 benang sari dan sebuah putik yang terjadi dari 3 daun buah, maka rumusnya adalah
P6, A6, G3
Di depan rumus edaknya berikan tanda yang menunjukkan simetri bunga. Biasanya hanya diberikan dua macam tanda simetri yaitu:  umtuk bunga yang bersimetri banyak (actinomorphus) dan tanda    untuk buang yang bersimetri satu (zygomorphus). Jadi dalam hal rumus bunga merak, yang bersifat zigomorf, rumusnya menjadi:
    K5, A5, A10. G1                  
Sedang lilia gereja yang bersifat aktinomorf rumusnya menjadi:
·   P 6. A 6. G 3.
Selain lambang yang menunjukkan simetri pada rumus bunga dapat pula ditambahkan lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Untuk bunga yang banci (hermaphroditus) di pakai lambang: q. Untuk bunga jantan dipakai lambang: x. Untuk bunga betina dipakai lambang: y lambang jenis kelamin ditempatkan didepan lambang simetri. Jika kedua jenis tersebut dilengkapi dengan lambang jenis kelaminnya. Maka rumusnya menjadi:
q   K 5, C 5, A 10, G 1 dan
 q * P 6, A 6, G 3.

Suatu bagian bunga dapat tersusun dalam lebih daripada satu lingkaran. Bunga-bunga yang dipakai contoh di atas misalnya masing-masing mempunyai bagian-bagiannya yang tersusun dalam 5 lingkaran. Bunga merak misalnya mempunyai 2 lingkaran benang sari, dengan 5 benang sari dalam tiap lingkaran. Sedang bunga lilia gereja mempunyai 2 lingkaran daun tenda bunga dan 2 lingkaran benang sari, tiap lingkaran berbilang 3. dalam hal yang demikian di belakang huruf yang menunjukkan bagian dalam yang tersusun dalam lebih daripada satu lingkaran tadi arus ditaruh 2 kali angka yang menunjukkan jumlah bagian di dalam tiap lingkaran dengan tanda + ( tanda tambah) di antara kedua angka tadi. Contoh kedua rumus di atas harus ubah menjadi:
q   K 5, C 5, A 5 + 5, G 1 dan
q * P 3 + 3, A 3 + 3, G 3.

Jika bagian-bagian bunga yang tersusun dalam masing-masing lingkaran itu berlekatan satu sama lain, maka yang menunjukkan jumlah bagian yang bersangkutan ditaruh dalam kurang. Pada contoh di atas tadi, maka rumusnya harus kita ubah menjadi:
q    K (5), C 5, A 5 + 5, G 1
q * (3+3), A 3 + 3, G (3)

dalam keadaan yang demikian yang di tempat dalam kurung adalah kedua huruf beserta angkanya yang menunjukkan kadua macam bagian bunga yang berlekatan tadi. Pada contoh ini (bunga waru), benang-benang sarinya sendiri berlekatan pula satu sama lain, oleh sebab itu angka yang menunjukkan jumlah benang sari yang ditaruh dalam tanda kurung, sedang tanda-tanda yang menunjukkan mahkota dan benang-benang sari lalu ditaruh dalam kurang besar. Untuk menjelaskan bunga waru tadi adalah sebagai berikut:
q * K (5).[C 5, A (~)], G (5).




Dengan demikian, jika kedua contoh bunga di atas harus membuat rumus bunga yang lengkap, rumus tadi akan menjadi seperti berikut:
q   K (5), C 5, A 5 + 5, G 1
q * P (3 + 3), A 3 + 3, G (3)

Meningkat, bahwa urutan-urutan bagian bunga sifatnya tetap, maka dapat menyusun suatu rumus bunga, huruf-huruf yang merupakan singkatan nama bunga  bagian tadi sering ditiadakan. Juga lambang jenis kelamin sering kali ditiadakan, karena jenis kelaminnya itu dapat terlihat pula dari   rumus  ialah: jika ada benang sari maupun putik berarti bunga itu bersifat banci, tetapi jika  dia  di belakang A kita dapat angka nol berarti bunganya betina, sebaliknya dalam rumus tertera G 0, berarti bunganya adalah bunga jantan. Dengan ini rumus bunga merak misalnya, dapat kita sederhanakan menjadi:
  (5), 5,5 + 5,1

Jika  membandingkan diagram dengan rumus bunga pada diagrram lebih banyak tercantum keterangan-keterangan mengenai susunan bagian-bagian bunga, hanya tak dapat diketahui pada diagram bunga bagaimana letaknya bakal buah, menumpah, tenggelam, ataukah setengah tenggelam.

Di bawah ini diberikan berbagai contoh diagram beserta rumus bunga  berbagai jenis tumbuhan yang tergolong dalam beberapa suku tumbuhan yang lazim sudah dikenal.
1.      Suku Musa paradisiaca ( Pisang )
y K 3, C 3, A (6), G 0
x K 3, C 3, A 0, G (3)
2.      Suku Pinus mercusii ( Pinus )
q   K 1 + (2), C 2 + 0, A 3, G 1
3.      Suku Bambusa vulgaris ( Bambu )
q K 3, C 3, A 5, G (3)
4.      Suku Piper caducibratceum ( Piper )
q    P3 + 3, A1 + 0, G (3)
q P3 + 3, A0 + 2,G (3)
5.      Suku Artocarpus integra  ( Nangka )
q * P3 + 3, A3 + 3, G (3)

6.      Suku Averrhoa  bilimbi L. ( Belimbing )
q    K (5), C5 A1 + (9), G 1
7.      Suku Mangifera  indica L. ( Mangga )
q * K (5), [ C 5 A (~) ], G (5)
8.      Suku Cocos nucifera ( Kelapa )
q * K (5), C 5, A (~). G (5)
9.      Suku Arenga pinnata ( Aren )
Q  K (5) C, (5), A 5, G (2)
10.  Suku Pandanus tectorius Park. ( Pandan )
q * K 5 C 5 A 5 G (5)


Dalam mendeskripsikan bunga, disamping secara verbal (dengan kata-kata) dapat ditambahkan gambar-gambar, agar pembaca dapat memperoleh kesan yang lebih mendalam tentang keadaan bunga. Salah satu gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian-bagiannya adalah diagram bunga.

Yang dinamakan diagram bunga ialah suatu gambar proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu di gambarkan penampang-penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari, dan putik, juga bagian-bagian lainnya jika masih ada, disamping keempat bagian pokok tersebut, perlu diperhatikan bahwa lazimnya dari daun-daun kelopak dan tajuk bunga digambar penampang melintang bagian tengah-tengahnya, sedang dari benang sari digambarkan penampang kepala sari, dan dari putik penampang melintang bakal buahnya. Dari diagram bunga tersebut selanjutnya dapat diketahui pula jumlah masing-masing bagian bunga tadi dan bagimana letak dan susunannya antara yang satu dengan yang lain. Selain itu perlu diingat pula bahwa diagram bunga sedikit banyak merupakan suatu gambar yang bersifat skematik.
Dalam membicarakan tentang bunga dan bagian-bagiannya, telah diterangkan, bahwa bagian-bagian bunga duduk diatas dasar bunga, masing-masing teratur dalam satu lingkaran atau lebih. Dalam diagram bunga, masing-masaing bagian harus digambarkan sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin dua bagian bunga yang berlainan digambarkan dengan gambar yang sama. Mengingat, bahwa yang digambar pada diagram itu penampang-penampang melintang masing-masing bagian bunga yang telah dijelaskan diatas.





Cara membuat suatu diagram bunga:
1.       Letak bunga pada tumbuhan. Dalam hubungannya dengan perencanaan suatu diagram, kita hanya membedakan dua macam letak bunga:
a.       Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis)
b.      Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris)
2.       Bagian-bagian bunga yang akan dibuat tersusun atas beberapa lingkaran.

Jika dari bunga yang hendak kita buat diagramnya telah kita tentukan kedua hal tersebut, kita mulai dengan membuat sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian-bagian bunganya.
Kemudian melalui titik pusat lingkaran-lingakran yang konsentris itu kita buat garis tegak lurus (vertikal). Untuk bunga di ketiak daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah (poros bujur) daun, yang dari ketiaknya muncul bunga tadi. Bidang ini disebut bidang median. Pada garis yang menggambarkan bidang median itu disebelah atas lingkaran yang terluar digambarkan secara skematik penampang melintang batang (digambarkan sebagai lingkaran kecil) dan disebelah bawahnya gambar skematik daun pelindungnya. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar ke dalam digambarkan daun-daun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari, dan yang terakhir penampang melintang bakal buah.

 Dalam menggambar bagian-bagian bunganya sendiri yang harus diperhatikan ialah:
a.       Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi.
b.      Bagaimana susunannya terhadap sesamanya (misalnya daun kelopak yang satu dengan yang lain), bebas satu sama yang lain, bersentuhan tepinya, berlekatan atau lain lagi.
c.       Bagaimana susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain (daun-daun kelopak terhadap tajuk bunga, benang sari dan daun-daun buah penyusun putiknya) berhadapan atau berseling, bebas atau berlekatan dan seterusnya).
d.      Bagaimana letak bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median.
Ternyata, bahwa seringkali bidang median itu membagi bunga dalam dua bagian yang setangkup (simetrik).




                Bagi bunga yang letaknya pada ujung batang/cabang, tidak dikenal bidang mediannya disebelah atas lingkaran yang terluar tidak pula digambar penampang melintang batang (karena pada bunga yang demikian batang itu akan bersambung dengan tangkai bunga) tetapi pada sebelah bawah biasanya masih ditambahkan gambar penampang melintang daun pelindung (jika ada).
                Jadi dengan demikian, pada suatu diagram bunga tidak hanya  ketahui hal-hal yang menyangkut bagian-bagian bunganya saja, tetapi juga dapat diketahui mengenai letaknya pada tumbuhan. Pada gambar berikut diberikan contoh diagram bunga yang diketiak daun dan yang terdapat pada ujung batang/cabang.
                Telah dikemukakan pula, bahwa dalam pembuatan diagram bunga selain keempat bagian bunga yang pokok: kelopak, tajuk, benang sari, dan putik dapat pula digambar bagian-bagian lain, jika memang ada dan dipandang perlu untuk dikemukakan. Bagian-bagian lain pada bunga yang sering kali dapat menjadi ciri yang khas untuk golongan tumbuhan tertentu dan sewajarnya pula jika dinyatakan pada diagram bunga, antara lain:
a.       Kelopak tambahan (epicalix), umumnya terdapat pada tumbuhan sukuMalvaceae. Misalnya kapas (Gossypium sp.), kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.). dan lain-lain.
b.      Mahkota (tajuk) tambahan (corona), yang biasa terdapat pada sukunAsciepiadaceae, misalnya biduri (Calotropis gigantea Dryand.)

                Dikemukakan pula dalam membicarakan perihal bagian-bagian bunga bahwa ada bagian-bagian bunga yang mengalami metamorfosis atau tereduksi atau lenyap sama sekali. Pertalian dengan soal ini dalam menyusun diagram bunga kita dapat berpendirian:
1.       Hanya menggambarkan bagian-bagian bunga menurut apa adanya.
2.       Membuat bagian bunga yang gtidak hanya memuat bagian-bagian yang benar-banar ada, tetapi juga menggambarkan bagian-bagian yang sudah tidak ada (tereduksi).

                Dengan demikian, kita dapat membedakan dua macam diagram bunga:
a.       Diagram bunga empirik, yaitu diagram bunga yang hanya memuat bagian-bagian bunga yang benar-benar ada, jadi menggambarkan keadaan bunga yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, diagram ini juga dinamakan digram sungguh (yang sebenarnya).
b.      Diagram teoritik, yaitu digram bunga yang selain menggambarkan bagian-bagian bunga yang sesungguhnya juga memuat bagian-bagian yang sudah tidak ada lagi. Tetapi menurut teori seharusnya ada.
                Bagian-bagian yang hanya menurut teori saja seharusnya ada, tidak digambarkan seperti bagian-bagian yang benar-benar ada, melainkan dengan lambang lain. Biasanya bintang atau silang kecil. Kebanyakan hal ini hanya mengenai benang-benang sari saja yang keadaan sesungguhnya pada bunga seringkali tidak cocok dengan teori.

SMA Negri 21 Makassar




Remaja dan Narkoba


Remaja dan Narkoba
            Ada hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di sekolah. Yang pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan model intervensi yang sering digunakan.
Apa itu Narkoba?????

           Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Obat berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya.

Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini pemanfaatannya disalah gunakan diantaranya dengan pemakaian yang telah diluar batas dosis / over dossis.

Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga jika disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-undang (UU) untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika.
Penyebaran Narkoba di Kalangan Anak-anak dan Remaja???

Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela.

Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.

Menurut kesepakatan Convention on the Rights of the Child (CRC) yang juga disepakati Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi kesehatan reproduksi (termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi secara fisik maupun mental. Namun realita yang terjadi saat ini bertentangan dengan kesepakatan tersebut, sudah ditemukan anak usia 7 tahun sudah ada yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap yang dihirup). Anak usia 8 tahun sudah memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak menggunakan narkoba dari beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan sebagainya (riset BNN bekerja sama dengan Universitas Indonesia).

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh pelaku dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba (khususnya di kalangan usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan mengancam. Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba-coba mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusup zat-zat adiktif (zat yang menimbulkan efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya.

Hal ini menegaskan bahwa saat ini perlindungan anak dari bahaya narkoba masih belum cukup efektif. Walaupun pemerintah dalam UU Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002 dalam pasal 20 sudah menyatakan bahwa Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak (lihat lebih lengkap di UU Perlindungan Anak). Namun perlindungan anak dari narkoba masih jauh dari harapan.

Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang. Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal. Adalah sangat penting untuk bekerja bersama dalam rangka melindungi anak dari bahaya narkoba dan memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring dengan menjelaskan kepada anak-anak tentang bahaya narkoba dan konsekuensi negatif yang akan mereka terima.

Anak-anak membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk mencegah mereka dari bahaya narkoba atau juga mengurangi dampak dari bahaya narkoba dari pemakaian narkoba dari orang lain. Salah satu upaya dalam penanggulangan bahaya narkoba adalah dengan melakukan program yang menitikberatkan pada anak usia sekolah (school-going age oriented).

Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Dampak Negatif Penyalahgunaan Narkoba

Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar) adalah sebagai berikut:
  • Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
  • sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
  • Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
  • Sering menguap, mengantuk, dan malas,
  • tidak memedulikan kesehatan diri,
  • Suka mencuri untuk membeli narkoba.
  • Menyebabkan Kegilaan, Pranoid bahkan Kematian !









Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

            Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita.

            Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di sekolah.
           Yang pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan model intervensi yang sering digunakan.

          Kedua, dengan menekankan secara jelas kebijakan tidak pada narkoba. Mengirimkan pesan yang jelas tidak menggunakan membutuhkan konsistensi sekolah-sekolah untuk menjelaskan bahwa narkoba itu salah dan mendorong kegiatan-kegiatan anti narkoba di sekolah. Untuk anak sekolah harus diberikan penjelasan yang terus-menerus diulang bahwa narkoba tidak hanya membahayakan kesehatan fisik dan emosi namun juga kesempatan mereka untuk bisa terus belajar, mengoptimalkan potensi akademik dan kehidupan yang layak.

          Terakhir, meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak. Pendekatan ini mempromosikan kesempatan yang lebih besar bagi interaksi personal antara orang dewasa dan remaja, dengan demikian mendorong orang dewasa menjadi model yang lebih berpengaruh.

          Oleh sebab itu, mulai saat ini pendidik, pengajar, dan orang tua, harus sigap serta waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik.***

MANUSIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM


MANUSIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM


 1.   HAKEKAT MANUSIA DAN MARTABAT MANUSIA DALAM ISLAM
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang mempunyai potensi untuk beriman kepada Allah dengan mempergunakan akalnya mampu memahami dan mengmalkan wahyu serta mengamati gejala-gejala alam, bertanggung jawab atas segala perbuatannya dan berakhlak. Manusia diciptakan paling sempurna diantara makhluk lainnya. Manusia diberi kelebihan oleh Allah yaitu berupa akal, pikiran dan panca indera secara baik dan benar. Akan tetapi manusia dapat menurunkan derajatnya sendiri menjadi hewan.
Sebagaimana dalam firman Allah dalam Surat Al-Araf:179
Mereka Jin dan Manusia punya hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, punya mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, punya telinga tetapi tidak mendengar ayat-ayat Allah. Mereka yang seperti itu sama aja martabat nya dengan hewan bahkan lebih rendah lagi dari binatang.
Manusia adalah salah satu diantara makhluk tuhan yang diberi potensi akal (al ‘aql), hati (qalb), dan nafs.dengan tiga potensi ini manusia menjadi makhluk paling mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya (QS. At-tiin :1-5)
Karena potensi ini pula, sehingga Allah memberikan amanah kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi dan sebagai hamba Allah. Sebagai khalifah, mausia berkewjiban atau bertanggung jawab kepada Allah supaya selalu memelihara memakmurkan, mengelola, memimpin serta melestrikan alam dalam segala bentuk dan isinya.
Dalam pandangan islam, manusia adalah makhluk yang sangat unik yang berasal dari tanah hitam kering seperti tembikar yang diberi bentuk (QS. Al-Hijr, ayat 26). Disamping dari tanah, dalam Alqur’an juga disebutkan bahwa asal manusia juga dari air yang hina yaitu air mani yang terpancar dari tulang sulbi dan tulang dada (QS. At-tariq, ayat 6 dan 7).
Manusia adalah makhluk yang luar biasa sehingga senantiasa menarik untuk di kaji, diteliti sepanjang zaman. Manusia selalu menjadi sasaran studi pada masa lalu, sekarang, dan pada masa yang akan datang. Di dalam Al-Quran manusia disebut juga antara lain Bani Adam, Basyar, Al-Insan, An-Nas

 2.   KELEBIHAN MANUSIA DARI MAKHLUK LAINNYA, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA DALAM ISLAM
Ciri utama manusia yaitu:
1.  Manusia paling unik, dijadikan dalam bentuk yang paling baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Sebagaimana Firman Allah dalam surat At-tin:4
Artinya : ‘Sesungguhnya kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
 Manusia memiliki kelemahan pada dirinya yaitu ;
  1. Melampaui batas
  2. Zalim dan mengingkari karunia Allah SWT
  3. Tergesa-gesa
  4. Suka membantah
  5. Berkeluhkesah dan kikir
  6. Ingkar dan tidak berterima kasih
 2.   Manusia memiliki potensi daya atau kemampuan yang mungkin dikembangkan, beriman kepada Allah , karena sejak awal dari tempat asal nya manusia telah mengakui Tuhan, telah BerTuhan dan BerkeTuhanan. Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepadanya dalam Al-Qur’an surat Al-Zariyat ayat 56.
Yang artinya : “Tidaklah aku jadikan Jin dan Manusia kecuali untuk mengabdi kepada Ku.”
 3.  Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah nya di Bumi.
Khalifah mengandung makna bahwa Allah menjadikan manusia wakil atau pemegang kekuasaan-Nya. Mengurus dunia dengan jalan melaksanakan yang di ridhoinya dimuka Bumi ini. Dalam mengurus Dunia manusia di uji oleh Allah, apakah ia akan melaksanakan tugas nya dengan baik atau sebalik nya.
Untuk dapat melaksanakan tugasnya manusia diberikan akal, pikiran dan kalbu yang tidak diberi kepada makhluk lainnya. Dengan akal dan pemikirannya manusia mampu mengamati alam semesta menghasilkan dan mengembangkan ilmu. Manusia diharapkan akan dapat mencapai tujuan hidup nya untuk memperoleh keridhoan ilahi di dunia sebagai bekal mendapakan keridhoan Allah di akhirat nanti.
Manusia bertugas memakmurkan bumi dan isinya. Alam semesta dan bumi dengan segala isinya telah diserahkan kepada manusia sebagai amanah untuk dikelola. Karena hanya manusia yang diserahi dan berani bertanggung jawab untuk memegang amanah Allah. Sebagaimana firman Allah  SWT.
Artinya : “Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Maka semua enggan untuk memikul amanat itu dan mereka tkhawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguh nya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”
  1. Disamping akal, manusia dilengkapi Allah dengan perasaan dan kemauan untuk berkehendak. Dengan akal dan kehendaknya manusia akan tunduk kepada Allah, teapi dengan akal dan kehendaknya juga manusia dapat tidak percaya, tidak tunduk, dan tidak patuh kepada Allah bahkan mengingkarinya .
  2. Manusia bertanggung jawab atas segala perbuatan nya sebagaimana firman Allah :
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”



Manusia adalah  makhluk yang diberikan kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang buruk.
Al-Qur’an yang mengungkapkan proses kejadian manusia itu antara lain :
  1. Diciptakan dari saripati tanah , lalu menjadi
  2. Air mani, kemudian menjadi
  3. Segumpal darah, diproses
  4. Kami jadikan menjadi segumpal daging
  5. Tulang belulang
  6. Dibungkus dengan daging
  7. Makhluk yang berbentuk lain (janin)
  8. Ditiupkan ruh dari Allah pada hari yang ke-120 usia kandungan
  9. Lalu lahir sebagai bayi
  10. Dijadikan pendengaran, penglihatan, dan hati
  11. Tumbuh anak-anak, lalu dewasa, tua
  12. Kemudian mati
  13. Dibangkitkan dari kubur di hari kiamat